Home| Cerpen| Puisi| Ocehan| Lomba| Renungan

Monday, June 22, 2009

Pesan Kakek Dalam Mimpi

Aku melangkah di dalam keremangan cahaya bulan yang bersinar terang..didepan sana tak jauh dari tempatku aku melihat seorang kakek duduk dibawah pohon yang rindang sambil memandang rembulan yang bersinar sempurna, aku hampiri kakek itu siapa tahu kakek itu membutuhkan pertolonganku, sambil membungkuk hormat aku mengucap salam "Assalamualaikum" "Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuhu" jawab kakek dengan sopan dan berwibawa

"Kek..apakah kakek salah jalan untuk sampai dirumah..?apakah kakek membutuhkan bantuan untuk mengantar kakek..?" tanyaku dengan sangat berhati-hati
"oh tidak cucuku..kakek tidak salah jalan, dan kakek sudah bener dalam berjalan..trimakasih cucu" jawab kakek dengan mengulum senyum yang penuh tanda tanya
"memangnya dimana rumah kakek..kok kakek disini seorang diri..?tapi aneh kakek bilang ga kesasar dan ga butuh bantuan"timpalku
"dimana kaki kakek berpijak disitulah rumah kakek cucuku..dan sekarang kakek berpijak disini maka disini pula rumah kakek" jawabnya lagi

"kalau begitu dimana barang-barang kakek kalau memang ini merupakan rumah kakek..?"tanyaku penuh selidik
"barang seperti apa yang kau maksud cucuku..bila barang-barang mahal dan untuk keperluan dunia, kakek akui kakek tidak punya semua itu yang kakek punya hanya ini" jawab kakek sambil menunjukkan dibelakangnya ada sedikit garam dalam plastik, ada roti kering dan ada sebotol air putih "cukup bagi kakek semua ini dan yang terpenting adalah ini" sambung kakek sambil menunjukkan padaku mushaf Al-Qur'an dalam pelukannya

Sejenak aku berdiam diri, ternyata yang ada dihadapanku adalah seorang kakek yang sholeh dan mempunyai banyak pengetahuan tentang ilmu agama..kesempatan bagiku untuk menanyakan hal-hal yang tidak aku ketahui..setelah berpikir sejenak akupun melanjutkan pertanyaanku "kek..memangnya keluarga kakek tidak mencari kakek..?atau dimanakah keluarga kakek sa'at ini hingga kakek seorang diri ditempat ini..?

"Muslimin dan muslimat diseluruh dunia ini adalah keluarga kakek yang sa'at ini ada yang lagi tadabur Al-Qur'an di masjid-masjid dan surau-surau, ada pula yang sedang mengkais rezki untuk anak dan istri yang menanti dirumah" jawab kakek dengan tenang

"Kakek bukan itu maksudku..maksudku istri kakek dan putra-putri kakek begitu kek" sambungku
"Alloh lebih menyayangi mereka ketimbang kakek..maka dari itu Alloh telah mengambil mereka dari sisi kakek dan sa'at ini mereka (istri dan anak-anak kakek) berada dalam tempat yang damai sesuai dengan amal dan ibadahnya" jawab kakek sambil matanya menerawang jauh kedepan..kutunggu dengan harapan kakek akan meneruskan cerita tentang keluarganya, namun lama kutunggu kakek tetap diam hingga akhirnya akupun bertanya "oh..jadi begitu hingga kakek sudah tidak punya tujuan dalam hidup dan akhirnya memilih tempat tinggal disini..?"

"Siapa bilang kakek tidak punya tujuan cucuku..? hidup tanpa tujuan adalah hidup tanpa arah dan kemauan yang akan membuat hidup ini terombang-ambing dalam hal yang tidak menentu..hingga akhirnya hidup akan selalu dirundung masalah, hidup harus punya tujuan yang hendak dicapai dengan semangat membara..dan kakek punya tujuan itu, akhirat adalah tujuan kakek dan dunia adalah ladang untuk menanam amal yang hasilnya bisa kita petik diakhirat kelak..maka dari itu cucuku janganlah kau sia-siakan hidupmu"

Aku manggut-manggut tanda mengerti apa yang dijelaskan oleh kakek itu, sebelum aku membuka pertanyaan lagi..karena masih banyak yang ingin aku tanyakan pada kakek..tapi si kakek keburu pamit "sebaiknya segera kamu pergi dari sini hari telah malam dan sudah sa'atnya untuk kakek tidur..pergilah cucuku, tentukan arah dan tujuan hidupmu"

Belum kujawab kakek itu dengan secepat kilat memanjat pohon dan sekarang sudah berada ditempat peristirahatannya sambil tetap masih memandangiku "kek..bolehkah saya menyusul kakek disana..karena ada banyak hal yang ingin aku tanyakan pada kakek..setelah aku dapatkan jawaban dari kakek aku berjanji akan segera pergi dari sini" pintaku dengan sedikit memelas

"Belum sa'atnya kamu naik kesini cucuku..karena untuk naik kesini dibutuhkan kunci, dan kunci itu tak cukup hanya dengan dihapal tapi yang lebih perlu lagi kunci itu harus diamalkan" jawab si kakek

"Baiklah kek...beri tahu kuncinya untukku dan aku akan mengamalkannya..insya Alloh" harapku "baik..akan kakek kasih tahu kuncinya dan akan kakek tulis diselembar kertas ini, setelah kertas ini ada ditanganmu..jangan coba-coba untuk naik kesini..tapi pergilah dari sini renungkan isi kertas itu dan amalkan dalam kehidupanmu, apakah kamu siap..?tanya si kakek dengan suara gemetar..akupun menyanggupinya dengan ucapan "insya Alloh kek"

Kulihat sekilas kakek menulis dilembaran kertas..dan kertas itu dilipatnya sedemikian rupa hingga akhirnya dilemparkannya padaku yang masih menanti dibawah, dengan tangan gemetar kuambil kertas itu kubuka dengan pelan-pelan dan kubaca begini isinya:

~Berpikirlah menggunakan akal
~Bertindaklah menggunakan hati
~Bekerjalah menggunakan kemampuan
~Berjalanlah dengan tujuan dan
~Beribadahlah dengan keikhlasan
(dan inti dari semua itu hanya satu..yaitu: Keikhlasan)

Setelah kubaca dengan tuntas pesan kakek itu..aku melipatnya dan memasukkan disaku bajuku, dan ternyata aku tidak langsung pulang seperti perintahnya..namun aku hendak memanjat pohon yang ada didepanku..baru sampai dicabang yang terpendek..gedebuk aku jatuh, kubuka mata dan ternyata ahh..aku mimpi dan terjatuh dari tempat tidur, kepalaku benjol karena bersinggungan dengan lantai
Selengkapnya...

Friday, June 5, 2009

Janji

aku benci dengan janji
yang tidak ditepati
karena janji itu membuat orang menanti
aku benci dengan janji
karena janji itu bikin sakit hati

dalam pemerintahan diindonesia
juga penuh janji-janji dan tipu daya
para caleg saling menebar janji
bukan kerja nyata yang mereka beri

namun lihatlah apa yang terjadi
setelah mereka duduk dikursi tinggi
ternyata janji tinggallah janji
bahkan mereka dengan enteng lupa dan pergi

aku benci dengan janji
janji itu membodohi
aku tidak butuh janji
rakyat tidak butuh janji

yang kami butuhkan kenyataan
bukan janji manis yang disepelekan
kami benci janji
karena janji membuat kami miskin hati Selengkapnya...

Kemaren Aku Salah

kemaren aku cinta manusia
tapi yang kudapat bukan bahagia
karena ternyata aku kecewa

kemaren aku merindukan kasih manusia
bukan ketentraman yang ada
yang kutrima hanya lara

kemaren aku berharap pada manusia
bukan kebaikan yang menjelma
yang ada hanya bayang maya

kini mulai sa'at ini
telah kumantapkan hati
hanya pada Illahi kupasrah diri

aku akan menicinta
pada Sang Pemberi cinta
yaitu Allah Azza wa Jalla

aku akan merindu
dengan segenap hatiku
semoga ridha Allah bersamaku

aku akan menggantungkan harap
pada Allah yang Maha Kuat
hingga harapku jadi nyata yang lengkap Selengkapnya...

Perpisahan Bukanlah Duka

perpisahan bukanlah duka
bukan pula akhir dari segalanya
perpisahan adalah ujian dari-Nya
terima saja dengan lapang dada

perpisahan bukanlah duka
walau hadirnya menoreh luka
dan juga membekas lara
sungguh pedih itu terasa

perpisahan bukanlah duka
bila ikhlas melepasnya
bila mengambil hikmahnya
dan bila hati rela

perpisahan bukanlah duka
pertemuan dan perpisahan ada
mereka berjalan berdua
tak kan lepas diantara keduanya

perpisahan bukanlah duka
janganlah ada sesal dalam dada
semua berputar atas kehendak-Nya
tak usah risau, sambutlah bahagia Selengkapnya...

Dia Adalah Kamu

Sa'at aku menangis dia menghiburku
Bila tangisku belum mereda
Dia menawarkan pundak untukku
Bila tangisku belum juga berhenti
Dia akan menangis bersamaku

Sa'at semua orang tak peduli tentang lukaku
Dia tetap bersamaku, selalu disampingku
Membalut lukaku..bila lukaku belum sembuh
Dan aku ingin berjalan, Dia akan memapahku

Sa'at aku butuh orang disampingku
Dia selalu ada dengan tangan terbuka
Dan selalu dapat aku percaya
Untuk menyimpan segala rahasia

Sa'at aku punya salah, dia meluruskannya
Yang salah akan dikatakan salah
Dan dia akan memberi tahuku dimana letak salahku
Dan sebaliknya bila aku benar
Dia akan mendukung dan mengatakan benar

Sa'at langkahku goyah dan tak tegap
Dia selalu siap untuk menopang
Dia ibarat pelengkap dalam hidupku
Tanpanya hidupku terasa tak lengkap

Aku mencintainya karena Alloh
Dan dia mencintaiku karena Alloh pula
Akan kujaga dia sampai kapan juga
Karena dia temasuk kebutuhan jiwa

Siapakah dia..?
Dia adalah kamu kawan
Tanpamu hidupku tak lengkap
Sungguh akan kutulis namamu dihatiku

Hadirmu bagai pelangi
Membawa warna-warni dalam hidupku
Indah kita rajut kebersamaan
Dengan nama persahabatan Selengkapnya...

Ada Sa'atnya

Ada sa'atnya berdiam
lebih baik dari pada bicara
dan ada sa'atnya berbicara
lebih baik dari pada berdiam

Ada sa'atnya berhenti
lebih baik dari pada berjalan
dan ada sa'atnya berjalan
lebih baik dari pada berhenti

Ada sa'atnya menerima
lebih baik dar pada memberi
dan ada sa'atnya pula memberi
lebih baik dari pada menerima

Semua ada sa'atnya
mana yang lebih baik
dan membawa manfa'at
itulah yang harus didahulukan Selengkapnya...

Hnaya Bayang Ynag Tertinggal

dia melangkah pergi
meninggalkan aku seorang diri
dalam sepi dan sunyi
tiada orang yang perduli

dia melangkah pergi
meninggalkan luka dihati
meninggalkan seribu janji
namun tak satupun yang ditepati

dia melangkah pergi
membawa separuh hati
membawa kenangan yang sempat terpatri
membawa ceria yang sempat singgah disanubari

dia melangkah pergi
hanya bayangnya yang tertinggal
makin lama makin pudar
hilang tak berbekas
hingga telah kulupa seperti apakah dia

dia melangkah pergi
kini aku mohon agar dia tak pernah kembali lagi
cukuplah sudah luka hati
aku tak mahu merasakan untuk yang kesekian kali

dia melangkah pergi
kubiarkan dia pergi dan melangkahkan kaki
semoga dia selalu dalam lindungan Illahi Rabbi
selamat tinggal aku ucapkan untukmu teman yang pernah singgah dihati ini Selengkapnya...

Pengemis jalanan

uara sumbang terdengar
diantara suara riuh kendaraan
dengan nada dan not-not yang tak beraturan
mendendangkan lagu keceriaan

suara sumbang terdengar
dengan irama musik kaleng rombengan
tanpa petikan gitar sebagai pengantar
kadang suara lengkingan memekakkan telinga pendengar

suara sumbang terdengar
dari bibir-bibir mungil pengamen jalanan
mereka menyanyikan lagu kebahagiaan
harapan dan juga perdamaian

suara sumbang terdengar
dengan lincah mereka sambil menadahkan tangan
meminta sedikit belas kasihan
pada semua orang yang ditemui dijalan

suara sumbang masih terdengar
sebelum matahari terbenam diperaduan
setelah hari beranjak malam, tiada lagi suara sumbang
karena pemilik suara sumbang telah terlelap dikolong-kolong jembatan
adakah kau memperdulikan...??? Selengkapnya...

Sebait Tak Bermakna

aku masih disini
menyilak mimpi-mimpi
semalam yang masih terngiang
memilahnya mana yang dapat kuambil
dan mana yang harus kubuang

aku masih disini
kembali pada impian
yang sempat terlontar
tercabik dan terbuang

aku masih disini
menata kembali harapan
yang sempat tersingkirkan
kini aku telah tegak diambang penantian
pada sebuah impian dan harapan Selengkapnya...

Dia Tak Bernama

"hai.." sapamu malam tadi
"hai juga.." jawabku malam tadi

"maukah kau menyambut tanganku..?"
tanyamu dengan mengulurkan tangan kearahku

"tidak..karena aku belum mengenalmu"
jawabku sambil berlalu

"kamu sudah mengenalku" balasmu
sambil berusaha menghentikan langkahku

"kau mengenalku..dan aku berada didekatmu
hanya saja tirai masih menghalangiku..untuk membuka gamblang siapa diriku"
katamu menyakinkanku

"maukah kau menyambut tanganku..?
harapmu sambil menatapku

"baiklah.." kusambut tanganmu dengan sedikit ragu
kau mengajakku berjalan sambil bergandeng tangan

"akan kau bawa kemanakah diriku..?" tanyaku padamu
"kubawa kesuatu tempat yang indah dengan izin dan ridha-Nya"
jawabmu mantap

aku tersenyum..engkaupun tersenyum
kita tersenyum..ahh ternyata malam tadi aku hanya mimpi Selengkapnya...

Aku Yang Mengaku Aku

langkah merapuh
letih dan luruh
dalam getir nan luluh
ditengah jalan yang kutempuh

waktu terus mengejarku
diantara bimbang dan ragu
mundur atau maju
berusaha bertahan dalam pilu

satu keyakinan ada di qolbu
Alloh tak akan membiarkanku
dalam derita yang tak kumampu
nafas lega kini mengiringiku

tunduk syukur pada-Mu Ya Tuhanku
aku bukanlah siapa-siapa tanpa kasih-Mu
aku yang mengaku aku
tidak punya hak atas diriku Selengkapnya...

Lelah Jiwa Dan Raga

ku yang lelah jiwa dan raga
terpekur dalam sunyi meraja
berharap ampunan dari yang Kuasa
atas segala khilaf dan dosa

aku malu pada diriku
aku malu pada Sang Penciptaku
mengapa aku menuruti napsuku
hingga kuterperosok dalam gamang dan ragu

aku cemburu pada hal yang tak tentu
aku iri pada sesuatu yang belum jadi rizki
aku tertarik pada perkara yang tak nyata
aku terjerumus kedalam jurang dan binasa

Alloh..apa lagi yang dapat kubanggakan
dosaku setinggi gunung seluas lautan
adakah setitik magfiroh dan ampunan
atas diri ini yang selalu terlenakan..? Selengkapnya...