Home| Cerpen| Puisi| Ocehan| Lomba| Renungan

Wednesday, September 2, 2009

Puasa Ditanah Rantau

Sudah sepuluh puasa aku tak bisa berpuasa bersama keluarga atau istilahnya ngumpul sa'at berbuka puasa ataupun sa'at sahur..ini disebabkan karena aku berada jauh dari mereka, aku ada ditanah antah berantah untuk mengkais rezki di negeri yang dalam mimpipun belom pernah aku kenal sebelumnya

Puasa ditanah rantau meninggalkan kesan tersendiri..kita diuji untuk bangun mempersiapkan segalanya sendiri dan jauh dari suasana puasa..karena penduduk aslinya mayoritas bukan beragama Islam, dan keluhan yang paling mendasar adalah sa'at puasa jatuh pada musim panas..bisa hingga 18jam kita puasa, sebaliknya bila puasa jatuh pada musim dingin, kita puasa hanya sekitar 10jam, ini karena semua merupakan perubahan musim..sebab dinegeri rantau ada 4musim yaitu: musim panas, dingin, semi dan gugur

10tahun yang lalu..kala itu umurku baru 18tahun..Ayahku telah tiada Ibuku mengidap sakit jadi aku harus berjuang untuk biaya hidupku sendiri serta biaya hidup Ibuku...mulailah aku dengan petualanganku, pindah dari satu pulau kepulau lain, dan pulaupun merubah jadi negara..dari negara satu kenegara lain..apa bekalku sa'at itu..? bekalku hanya sebuah tekad dan tanggung jawab yang berada dipundakku

Awalnya setelah 5tahun ditanah rantau aku ingin pulang untuk merawat Ibundaku..namun rencana tinggal rencana..sa'at belum genap 5tahun Ibundaku sudah pergi menghadap Alloh lebih dulu tanpa menungguku untuk kembali kesampingnya..setelah itu akupun berubah pikiran, aku terus saja menambah kontrakku hingga kini berjalan 10tahun, tepatnya puasa kesepuluh aku jauh dari keluarga

Sebenarnya aku tak terlalu menghitung telah berapa puasa aku jauh dari keluarga..tapi kemaren sore aku dikejutkan SMS dari kakak perempuanku yang menanyakan kapan aku bisa pulang dan berlebaran dengan keluarga, akupun segera menelpon balik untuk memberi tahukan bahwa lebaran ini aku belum bisa pulang dan berkumpul bersama keluarga

Akhirnya kakak bilang begini "tahun kemaren kamu bilang tahun depan..dan tahun ini ternyata belum bisa pulang..terus tahun depannya itu kapan..?bila uang terus yang kamu cari, kamu akan merasa kurang terus kerena itu sudah sifat dasar manusia..tengoklah umurmu sudah tak muda lagi,,kamu telah berumur 28tahun"

Setelah kakak bilang begitu akupun tersentak kaget..tak terasa umurku memang sudah 28tahun..umur yang kata orang sudah matang, tanpa kusadari 10tahun telah aku lewati tanpa tahu apa hasil yang aku peroleh selama 10tahun ini, insya Alloh puasa tahun depan aku akan pulang dan berkata "good bye" pada tanah rantau yang telah memberikan beribu pengalaman, termasuk pengalaman puasa Ramadhan

2 comments:

Unknown said...

hanya ini yang bisa sy ucapkan setelah membaca coretanmu ini: "Saya salut dan kagum padamu."

rose said...

trimakasih kak..