Home| Cerpen| Puisi| Ocehan| Lomba| Renungan

Sunday, October 11, 2009

Aku Gelo Dik


Minggu tanggal 11-20-2009..seperti biasa adalah jatah liburku setelah seminggu dalam rutinitas yang membosankan..jam 12:20pm aku keluar dari flat dimana menjikanku tinggal..dan akupun turut tinggal bersamanya sebab aku pembantunya

Minggu ini tujuanku adalah kerumah teman yang berada di Shek Thong Shui..dekat dengan Kennedy Town sana, untuk menuju kerumah teman..eh bukan tepatnya kerumah majikan teman..aku menggunakan jasa angkutan Tram..atau kalau di Hong Kong disebut dengan istilah Teng-teng

Setiap hari libur begini..apalagi dihari minggu Tram pasti penuh sesak dengan menumpang..walau tak muat tapi aku memaksa untuk naik juga, karena aku yakin tram selanjutnya tak lebih baik dari yang ini..sampai diatas Tram..mataku ber sitatap dengan Ibu umur tengah baya..sepertinya dari Indonesia dan kesini dengan tujuan yang sama sepertiku..namun kulihat wajahnya sepertinya sedang bermuram durja

"halo mbak..dari Indonesia juga ya..?" aku memberanikan diri untuk bertanya dan diapun mengangguk mengiyakan, setelah itu dia menggeser sedikit duduknya agar aku bisa duduk disampingnya..setelah aku mengucapkan trimakasih..aku dan diapun terlibat percakapan yang mengasyikan..hingga lagi-lagi kuberanikan diri bertanya padanya mengapa wajahnya murung

"Aku gelo dik" jawabnya..sambil airmatanya mulai mengambag dipelupuk mata,kugenggam tangannya seolah aku turut merasakan dukanya..walau aku belum tahu..apa yang sedang disesalinya "aku gelo dik..mengapa dulu aku ngotot ingin bekerja di Hong Kong..hanya gara-gara kurang nerima atas apa yang diberikan pada Alloh pada keluargaku..aku ingin merubah garis hidup keluargaku agar tak dibawah garis kemiskinan, padahal suamiku telah melarang, namun dengan tekadku akhirnya beliau merestui dengan janji hanya 2tahun di Hong Kong" kulihat dia menarik napas panjang sebleum akhirnya melanjutkan

"Namun setelah kontrak 2tahun selesai ternyata aku tak juga kunjung memutuskan untuk pulang..karena aku merasa majikanku sangat baik..dan menyuruhku tambah kontrak, sa'at hal ini kubicarakan pada suamiku..beliau tetap memintaku untuk pulang..dan beliau juga memberiku peringatan..bila tak pulang maka dengan amat terpaksa beliau akan meninggalkanku..berhubung aku sudah tak lagi mengindahkan kata-katanya, entah apa yang bercokol diotakku aku tetap ngotot untuk nambah kontrak..hingga akhirnya beliaupun menalakku dan sekarang sudah menikah dengan orang lain, sepersenpun beliau tak mengambil hartaku..setelah itu barulah penyesalan menyelimuti, namun semuanya telah terlanjur..seribu penyesalanku tak ada guna lagi"

Kurengkuh tubuhnya dalam pelukankku..aku turut merasakan penyesalannya dan aku hanya bisa bilang "yang telah terjadi tak perlu ditangisi..jadikanlah pelajaran untuk menata langkah kedepan hingga tak ada lagi penyesalan dimasa depan..bersabar dan berikhtiar ya mbak..anggap semua telah menjadi garis yang ditentukan oleh Alloh, sekarang baiknya kita membenahi diri kita..semoga hari esok akan lebih baik dari sekarang"

"Trimakasih dik..kau telah mendengarkan curhatku..sejak pernikahannya aku tak semangat lagi dalam bekerja..doaku untuknya semoga selalu dalam bahagia..kini aku akan belajar ikhlas untuk melepasnya..eh dik..aku udah mau sampe..trimakasih ya aku turun dulu, oh ya boleh ga minta no telponya..?"

Setelah berpeluk-peluk an dan cipika-cipiki, serta bertukar no telpon akhirnya dia lebih dulu turun, dalam hati aku bertanya..kalau terjadi kasus seperti Mbak itu siapakah yang patut disalahkan..? aduhai..hidup ini ternyata tak mudah..ya

2 comments:

genx said...

Hidup itu penuh dengan pilihan,..tp jgn pernah salah memilih karena penyesalan datangnya belakangan.....

rose said...

that right..thx for coment..hehehe