Home| Cerpen| Puisi| Ocehan| Lomba| Renungan

Friday, November 21, 2008

Diary Seorang Istri

Saat kau datang pada Ayahku untuk meminangku aku masih seorang gadis yang sangat lugu..sekilas aku menatapmu saat kau berbincag dengan Ayahku, ada desiran lembut menyapa dalam hatiku, ada suatu getaran yang tak menentu..namun aku belum paham getaran apakah itu..? tak lama kemudian Ayahpun mendatangiku menanyakan pendapatku apakah aku menerima lamaranmu ataukah aku akan menolaknya..tapi tiba-tiba aku tak mampu untuk berkata-kata, mulutku terkunci dengan rapat tenggorokanku seakan tersekat dan tersumbat

Untung Ayahku tanggap, bila aku diam tak menjawab itu artinya aku setuju dan menerima, hingga akhirnya engkaupun berpamitn dan berjanji akan segera datang untuk melamarku menjadi permaisurimu, "tahukah engkau duhai suamiku..?saat itu adalah saat-saat yang sangat mendebarkan bagiku, rasaku melayang-layang hingga sampai dilangit ketujuh aku begitu bahagia hingga tak mampu untuk aku lukiskan kebahagiaanku kuciumi tangan Ayah sebagai tanda sayang, hormat sekaligus trimakasih yang tiada terhingga" Ayahpun tersenyum dan berkata "anakku sebentar lagi tugas ayah akan beralih, berbaktilah kepadanya karena surgamu ada didalam ridhanya" dan ku jawab "iya Ayah doakanlah anakmu agar mampu menjadi seorang pendamping yang shalehah"

Haripun berjalan dengan begitu cepat hingga tiba saatnya hari akad nikah "oh suamiku masih terekam dalam ingatanku saat kau mengucapkan (Mitsaqan-ghalizha) dengan suara yang tergetar namun lancar..aku menyaksikanmu dari balik tirai kain tipis sebagai sekat, saat itu airmataku tak dapat lagi kubendung airmata itu berjatuhan dari kedua telaga mataku menerpa kedua pipiku hingga menhapus bedak tipis yang aku oleskan disana, setelah akad nikah..walimahan sederhanapun dilangsungkan dengan mengundang sanak keluarga, nah disaat walimahan dan menerima tamu yang mengucapkan selamat pada kita..disinilah kau sering melirikku hingga membuat aku tersipu dan menunduk malu

Setelah acara walimahan selesai engkau mengajakku untuk menunaikan sholat sunnah 2 reka'at..dan setelahnya kaupun menanyaiku" duhai istriku apakah engkau sudah siap mengarungi kehidupan bersamaku..?ketahuilah olehmu duhai istriku aku tak punya harta benda apa-apa yang aku punya hanya cinta dan ketundukkanku pada Tuhanku hingga aku berani melamarmu untuk menjadi permaisuriku, aku ingin kita bersama-sama meraih surga-Nya. duhai istriku bila harta dunia yang kau inginkan aku tak dapat menjanjikan, namun bila akhirat yang kau butuhkan..marilah kita sama-sama bergandeng tangan saling mengingatkan dalam kebaikan, aku melamarmu untuk menjadi istriku bukan hanya untuk didunia yang sementara ini, namun aku menginginkan kita bisa selalu bersama didunia maupun di akhirat kelak..aku ingin hanya dirimulah yang menjadi bidadariku dikehidupan manapun aku berada, bagaimana istriku..?

Hatiku gerimis dan tak mampu kubendung telaga airmataku..engkaupun meraihku dalam pelukanmu, dan masih dalam keadaan terisak aku berkata "duhai suamiku telah aku relakan diriku untuk mendampingimu didalam suasana dan keadaan bagaimanapun..aku siap berada disampingmu dan kita bersama-sama berjalan seiringan untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya, semoga ridha-Nya akan menaungi keluarga kita" saat itu engkau pun mengaminkannya dan sambil menciumku engkau bertanya lagi

"Istriku apakah kau punya cita-cita setelah kau menjadi istriku..?katakanlah padaku apa cita-citamu itu sayang..?bila cita-citamu baik untuk agama kita dan keluarga kita..insya Allah aku akan mendukungmu dalam merealisasikan cita-citamu itu, utarakanlah sayang" katamu lembut sambil memandang dikedalaman bening mataku

Akupun menjawab dengan manja "aku ingin menjadi seorang pahlawan dan melahirkan seorang pahlawan juga" engkaupun merengkuhku sambil tersenyum..dan selanjutnya hari terasa begitu cepat berjalan, duhai suamiku engkau tak pernah mengeluh walau kerjaanmu sangat berat..engkau bekerja sebagai tukang bangunan, engkau laksanakan tugasmu dengan riang pergi pagi pulang petang, kita menempati rumah kontrakan sederhana jauh dari kata sempurna namun hatiku bahagia tiada tara, kehidupan ini sangat indah dan berwarna

Saat menginjak usia pernikahan kita genap tiga bulan..aku merasa ada yang lain dalam diriku engkaupun segera mengantarku kepuskesmas untuk periksa, dan ternyata Alhmadulillah oleh dokter aku dikatakan positf hamil dan usia kandunganku sudah 1bulan, suamiku aku masih ingat betul bagaimana ekspresimu saat mendengar kabar bahagia itu, engkau langsung berjongkok dan menyiumi perutku, dan aku juga masih ingat betul saat kau bilang "hati-hati ya sayang dalam menjaga buah hati kita, dan aku sebagai calon Ayah akan bekerja lebih giat lagi" tak henti-hentinya kau mengucap syukur pada Allah yang memberi segala kemudahan pada keluarga kecil kita, aku lihat semangatmu begitu membara engkau tingkatkan ritme kerjamu hingga waktu pulang sore kau mengatakan padaku bahwa atasanmu baik hati dan mengangkatmu sebagai mandor..mendengar berita itu sungguh aku senang dan sangat bersyukur

Waktupun berjalan tak terasa kini usia kandunganku telah 6bulan bahkan sudah dikatakan sama dokter kelak anak kita berjenis kelamin perempuan, kurasakan kasih sayangmupun semakin besar terhadapku engkau selalu menyempatkan waktu untuk mendengar ceritaku tentang ulah makhluk kecil yang ada diperutku, bahkan engkau selalu membacakan Firman Allah dengan lantunan suara yang merdu diatas perutku, akupun masih ingat bila sebelum kau berangkat kerja kau selalu menempelkan tangan diperutku dan berdoa "Ya Allah jadikanlah bayi kecilku seorang hamba yang bermanfaat untuk kemajuan Islam Amin"

Namun menginjak usia kandunganku 8bulan ternyata Allah berkehendak lain..Allah lebih mencintaimu ketimbang diriku, dan Allah juga mencintaiku dengan mengujiku, Allah memanggilmu saat kau menunaikan tugasmu, waktu kau berada diatas gedung kecelakaan itu terjadi kau terjatuh dan nyawamu tak tertolong lagi..walaupun begitu sebelum kau pergi menghadap-Nya kau masih sempat berpesan kepadaku "istriku janganlah kau menangis melepas kepergianku karena kelak kita akan bersua kembali, dan pesanku duhai istriku janganlah kau menyerah atas kehidupan dunia ini..jagalah anak kita dan didiklah sebagai putri yang shalehah, dan jangan kau tinggalkan ia sebelum ada orang yang bertanggung jawab atas dirinya, aku mencintaimu istriku..hanya engkaulah bidadariku"

Tak mampu aku berucap kata..hanya air mata yang mewakilinya , namun engkau menghapusnya dan tersenyum..hingga kau memintaku untuk memangku kepalamu, akupun menuruti keinginanmu, sambil kuciumi tanganmu dan kau menciumi perutku hingga Allah memanggilmu saat kau masih berada dipangkuanku

Suamiku..setelah itu akupun berjuang seorang diri..Alhamdulillah anak kita lahir dengan selamat sebagai seorang putri mungil yang cantik jelita dan aku menamakannya "Fatimah zahratunnisa" sehari-harinya kadang aku bekerja sebagai pemulung dan terkadang menerima orderan cuci baju dari para tetangga, aku lakukan itu dengan perasaan ikhlas dan riang untuk biaya kehidupan, Fatimah tumbuh sebagai gadis yang rupawan, elok budi pekertinya, dan tak malu membantuku bekerja serabutan untuk biaya sekolahnya..disamping itu Fatimah anak yag pintar hingga saat di bangku SMU tidak usah mengeluarkan biaya karena Fatimah anak kita mendapat beasiswa

Suamiku..kini Fatimah anak kita telah lulus SMU dan sudah ada yang akan bertanggung jawab atas diri Fatimah anak kita, bukankah dengan begitu tugasku telah selesai suamiku..?sungguh aku sangat merindukanmu dan ingin segera bertemu denganmu...tunggulah aku suamiku setelah Fatimah terbiasa dengan kehidupan barunya aku akan segera menyusulmu suamiku, dan kita akan bersama-sama lagi dikehidupan yang abadi..

No comments: