Home| Cerpen| Puisi| Ocehan| Lomba| Renungan

Thursday, February 11, 2010

Bulan Madu Yang Tertunda

Liana berjalan dilorong kampus tempatnya mengabdi menjadi dosen beberapa tahun terakhir ini..dikampus ini pula Liana menyelesaikan studynya hingga setelah lulus Liana diminta untuk menjadi tenaga pengajar tetap dikampus yang membawa berjuta kenangan baginya

Liana gadis manis yang penuh ambisius mengejar karir hingga dia lupa tentang umur dan rumah tangga, kini pelan namun pasti semua perjalanan panjangnya terekam kembali bagaimana egoisnya dia sa'at ada seorang pemuda yang datang melamar, tanpa perhitungan panjang diapun menolaknya dengan alasan ingin konsentrasi di studynya

Kini Liana telah berkepala tiga tepatnya berumur 32tahun, 32tahun bagi seorang wanita adalah usia dewasa yang seharusnya sudah punya suami dan anak-anak, tapi bagi Liana semuanya belum dia punya..sebagai seorang wanita dia sudah teramat ingin membina keluarga dan melahirkan anak, namun diusianya yang telah 32tahun dan karirnya sukses..sepertinya pemuda dikampungnya tak ada yang berani meliriknya

Liana orang yang kuat..dan selalu tersenyum apapun yang terjadi..walau dihatinya penuh ratapan dan tangisan, semuanya dia lakukan demi kedua orang tuanya yang beranjak sepuh, dan siang ini sa'at dia berjalan dikoridor kampus..tanpa sengaja airmatanya menetes kembali..mengingat perjalanan hidup yang telah dilaluinya..tiba-tiba dari arah belakang ada tangan halus yang mengetuk pundaknya

Eh non ngapain melamun hingga tetes airmatamu jatuh..?adakah yang salah dan kurang berkenan dihatimu?" kata Dewi sahabat dosennya sambil merangkulnya "tidak ada Wi..Liana ga nangis kok..hanya teringat masa-masa kita awal kuliah dulu, apakah kau masih mengingatnya Wi?"

"Hehehe..iya Liana aku masih mengingatnya, dan kau adalah orang yang terlalu menutup diri pada cowok..hingga sa'at Ilyas menyatakan cintanya padamu kau langsung menolaknya didepan umum, tahukah kau Li (pangilan akrab Liana)..muka Ilyas sa'at itu merah padam mungkin dia malu..oh iya Li dikampus kita ada dosen baru loh, statusnya masih single dan lumayan ganteng" celetuk Dewi

Melihat muka dewi yang begitu serius Liana pun tertawa.. "kamu ini Wi ada-ada aja..emang kalau ada dosen baru, single dan ganteng kenapa..? apakah kamu masih mau dengannya terus kamu kemanakan kak Ikhram (ikhram adalah suami dewi) tercinta..?" hahaha

"Aduh Li maksud aku itu bukan untukku donk..untuk kamu yang masih single gitu..hehehe" balas Dewi tak mau kalah..tanpa disadari oleh keduanya Dosen baru yang bernama Affendy telah berada dibelakang mereka sambil berdehem akhirnya mereka berduapun slaah tingkah, lebih-lebih Liana yang baru disebut oleh Dewi masih single

Secepat kilat dan serentak mereka (Dewi dan Liana) bagai dikomando menunduk dan mengangkat tangannya didepan dada sebagai tanda perkenalan dan rasa hormat pada dosen baru yang tiba-tiba telah berdiri dibelakang mereka tanpa mereka sadari sebelumnya

Affendypun membalasnya dengan senyum mengulum dibibirnya menambah penasaran keduanya, setelah berbasa-basi Liana dan Dewipun berlalu dari hadapan Dosen muda itu, setelah agak jauhan dari tempat dosen muda itu, Dewipun mulai dengan guyonannya "tuh kan bener apa kataku..ganteng masih muda pula, cocok sekali bila berdampingan denganmu Li" kata Dewi sambil tertawa

Liana terus berjalan tanpa mengubris candaan Dewi..namun dalam hati Liana ada rasa yang begitu susah dimengerti oleh dirinya sendiri, betapa dia grogi berhadapan dengan dosen muda yang belum begitu dikenalnya itu..betapa senyum dan tatapan matanya yag sempat bertabrakan mengandung arti yang mendalam, entah ini pikiran Liana sendiri ataukah memang sudah ada gaya tarik menarik anatara Liana dan Affendy

waktu berjalan dan Liana dengan Affendy semakin hari semakin intim dalam komunikasi, tapi belum ada seorangpun yang tahu kalau mereka telah merencanakan pernikahan, hingga akhirnya Affendypun memberanikan diri untuk melamar Liana pada orang tuanya, orang tua Liana begitu bahagia..dan Lianapun terharu hingga airmata syukur membanjiri kedua pipinya yang bersih dan mulus

Pada suatu hari Liana makan dikantin dan tanpa sengaja calon suaminya juga berada disana, jadi mau tidak mau merekapun saling bertukar pikiran..membahas sedikit masalah pernikahan, toh dikantin juga aman karena para mahasiswa sudah pada pulang semua, dan tinggal ada beberapa dosen yang berada dikantor

"Dek..ternyata bila Alloh telah menyadingkan jodoh serasa mudah sekali ya, padahal penantianku juga penantian adek aku rasa sudah sangat begitu lama" Affendy memulai pembicaraan

"Iya mas begitulah Alloh mencoba dan menyayangi hambanya, sekiranya kita kuat ga dengan penantian yang panajang ini dan ternyata setelah sampai pada waktunya semua akan terasa indah..insya Alloh..amin" wajah Liana begitu berbinar sa'at Affendypun meng aminkannya

Hari-hari selanjutnay begitu indah bagi Liana dan juga kedua orang tuanya, para sahabatnya dan Affendy, hati kedua calon pasangan begitu berdebar-debar sa'at hari pernikahan semakin dekat..sebelum hari pernikahan dan telah minta cuti dari kegiatan kampus..otomatis kedua calon pengantin itu tidak boleh bertemu, dan Affendy begitu rindu sama Liana hingga akhirnya..dengan tekad bulat Affendy mencuri-curi waktu untuk ketemu sama Liana, dan akhirnya sa'at malam tiba Affendy dengan mengendap-endap menemui Liana dan mengetuk pintu jendela Liana dari luar, Liana sudah tahu akan kedatangan Affendy..karena sebelumnya telah SMS terlebih dahulu

"Kenapa mas malam-malam begini menemui Liana..? bukannya tiga hari lagi kita akan berkumpul jadi satu dan mas bebas melakukan apapun atas diri Liana, sabar donk mas kan tinggal 3hari lagi.." tanya Liana dengan suara berbisik dan menahan tawa

"Aku hanya tidak kuat menahan rindu ini untukmu sayang..terlebih-lebih malam ini, entah mengapa aku begitu ingin menemuimu, dan ingin menanyakan..kemanakah kita akan berbulan madu..? dan benarkah kau mau menjadi istriku hingga maut memisahkan kita..aku tidak mimpi kan sayang..? aku begitu bahagia..sangat bahagia, hingga aku tak kuasa untuk menahan gejolak hati untuk menemuimu" jawab Affendy dengan mata berbinar dan serius yang mendalam

Liana gelagapan demi mendengar pertanyaan yang diajukan oleh calon suaminya itu..tentu saja Liana mau dan akan menerima segala kekurangan dan kelebihan dari calon suaminya, maka dari itu dengan suara lirih dan mantap Liana menjawab "insya Alloh mas..bila Alloh berkehendak menyatukan kita..maka Liana akan dengan senang hati menerima mas dan menemani mas hingga maut memisahkan kita, akan kulahirkan anak-anak kita yang manis dari rahimku mas, dan masalah bulan madu kita akan berbukan madu sambil menyaksikan bulan dan bintang..lihatlah dari kamar Liana mas bisa menyaksikan bulan dan bintang itu" setelah berkata begitu Lianapun mencoba mematikan lampu dikamarnya..dan bulan sabit serta bintang animasi bermunculan dan berkelap-kerlip dikamar Liana, melihat hal itu Affendypun tersenyum penuh makna

"Baiklah kalau begitu sayang..aku harus pulang dulu hari telah larut malam, selamat tidur sampai bersua dimalam pertama kita sayang..aku bersyukur pada Alloh yang mana telah mengirimkan bidadari sempurna untuk labuhan cintaku dan menyempurnakan sebagian dari agamaku..mimpi indah sayang..semoga hidupmu penuh dengan sinaran" setelah berkata begitu..Affendypun berjalan untuk pulang

"Hati-hati dijalan mas..hari telah larut malam, namun tetaplah waspada jangan ngebut dijalanan dan juga jangan ngantuk ataupun menghayal" Liana melambaikan tangan kearah Affendy yang telah berjalan..dan Affendypun membalas sambil tangannya ditaruh didepan bibir dikecupnya tangannya sendiri lalu ditiupnya kearah Liana..melihat ulah Affendy Liana tertawa-tawa sendiri, hingga akhirnya Lianapun membaringkan tubuhnya dan tak lama telah terlelap dalam mimpi

Sedangkan Affendy masih dalam perjalanan menuju rumahnya, walaupun begitu perjalanan pulang ditempuhnya dengan hati yang berbunga-bunga, betapa wajah manis Liana selalu terbayang dipelupuk matanya..betapa pertemuannya malam ini membawa kesan berarti padanya, terus sepanjang jalan pulang Affendy melamunkan Liana dan kisah cintanya..hingga tanpa disadari dari tikungan arah yang berlawanan ada mobil dengan kecepatan yg tinggi..hingga tabrakanpun tak terhindari

Affendy merasa badannya terbanting dan remuk redam, setelah itu Affendy tak merasakan apa-apa lagi..semuanya gelap..hanya ada wajah Liana yang samar-samar ikut menghilang juga, untung si pengendara mobilpun menyadari kalau ada motor yang tertabrak..dan dengan panik karena hari telah larut malam si pengendara mobil membawa Affendy kerumah sakit yang buka 24jam dan tempatnya agak jauh dari tempat kecelakaan, setelah sampai dirumah sakit..si pengendara mobilpun menemukan dompet serta alamat dikantong Affendy..hingga malam itu juga, berhubung Affendy adalah pendatang dikotanya Liana..maka Affendy datang seorang diri tanpa orang tuanya, maka yang dihubungi oleh pengemudi adalah Liana setelah menemukan kartu nama Liana

"Halo..Assalamualaikum" jawab Liana sa'at menerima telpon dari nomer yang tidak dikenalnya..belum sempat dia dapat menebak apa yang terjadi si penelpon sudah menjawab dari sebrang "Wa'alaikumsalam..bener ini mbak Liana..? maaf mbak saya mengganggu anda ditengah malam buta seperti ini..apakah mbak Liana mengenal orang yang bernama Muhammad Affendy..? bisakah mbak datang dirumah sakit ini..? setelah mbak sampai disini saya akan menjelaskan segalanya, trimakasih" setelah mengatakan nama rumah sakitnya si penelponpun menutup telpon dengan salam

Tanpa berpikir panjang karena telah panik..Liana membangunkan ayah bundanya..dan mengatakan Affendy ada dirumah sakit, jadi dia minta ditemani untuk kesana sekarang juga, dengan tak kalah panik kedua orang tua Lianapun segera berganti baju termasuk Liana setelah itu secepat kilat dengan motor Liana membawa orang tuanya kerumah sakit, namun pada akhirnya hanya Liana dan Ayahnyalah yang kerumah sakit, sedangkan Ibunya menanti dirumah

Sampai dirumah sakit..ternyata Affendy masih berada diruang UGD dan tidak boleh diganggu..sedangkan orang yang menelpon Liana menjelaskan segala apa yang terjadi tanpa mengurangi atau menambahinya, Lianapun paham dan kesalahan bukan dipihak si pengendara mobil, namun walaupun begitu..si pengendara mobilpun minta maaf karena memang dalam mengemudi tadi dia menambah kecepatan sedikit dari biasanya

hingga pagi subuh..ruang UGD dimana tempat Affendy dirawat belum terbuka, dan dokter yang menanganinyapun belum keluar..Liana makin merasa takut dihatinya..takut bila terjadi apa-apa dengan calon suaminya, tepat pukul 06:00 pintu UGD dibuka dan dokter menemui Liana menanyakan apakah dia keluarganya "iya dok..saya calon istrinya" jawab Liana singkat dan dokter membawanya masuk untuk menemui Affendy

"Dia ingin bertemu sama kamu..dan kami pihak dokter yang menanganinya mohon maaf karena tidak bisa membantu lebih, hanya kuasa Allohlah yang bisa menyelamatkan calon suami anda dari kematian..maka dari sekarang siapkanlah hati anda" kata dokter dengan serius

"Dok tolong..tolong calon suamiku, apakah ga ada cara lain untuk menolongnya Dok..? tanya Liana dengan isak tangis yang mulai membanjiri "semua cara telah kami lakukan dan kami tidak kuasa atas nyawa seseorang..sebaiknya anda selekasnya menemuinya Nona" jawab dokter dengan penuh kepasrahan

Dengan perasaan galau Liana menghampiri tempat dimana Affendy terbaring, tak terlihat luka dibadan Affendy..luka satu-satunya hanya dikepala..dan sekarang telah diperban rapi "kecelakaan itu menghantam otak dan kepalanya..jadi kemungkinan untuk kembali kesedia kala amat kecil.." kata dokter dan Lianapun hanya bisa mengangguk

Setelah sampai didekat Affendy..Liana mengenggam jari-jari Affendy yang terkulai, dan ternyata Affendy meresponnya..Affendy ingin berkata-kata, maka dengan gerakan refleks Liana mendekatkan telinga dibibir Affendy..dengan suara lirih Affendy berkata "maaf aku tak bisa memenuhi janjiku untuk berbulan madu denganmu sayang" setelah berkata begitu genggaman tangan Affendy melemah dan akhirnya Afffendy pergi untuk selamanya sedangkan Liana menjerit histeris dan akhirnya tak sadarkan diri

Setalah menjalani perawatan 3hari dirumah sakit, hingga saat menguburan jenazah Affendy Lianapun tak tahu..maka hari yang ketiga Liana telah diizinkan pulang kerumah, dan sampai dirumah malam hari sekitar jam 20:00..begitu masuk kamar, Liana teringat kata-kata Affendy tentang bulan madu hingga Lianapun berbisik pada dirinya sendiri "bulan maduku tertunda"

No comments: