Home| Cerpen| Puisi| Ocehan| Lomba| Renungan

Thursday, February 11, 2010

Hijab

Aku adalah putri dari seorang pengusaha mapan dan terkenal dermawan, aku adalah putri satu-satunya, hingga tak heran bila dalam kehidupan aku selalu dimanja, bukan cuma harta, benda..kasih sayangpun aku mendapatkan secara utuh dan komplit..karena Ibuku tidak bekerja (wanita karir) Ibuku yang lebih suka aku panggil dengan sebutan Mama adalah wanita sederhana yang selalu mengabdi pada keluarga, namun Mamaku tidak punya penjelasan banyak bila aku bertanya padanya tentang hal-hal yang aku belum paham secara menyeluruh.

Seperti halnya siang ini sa'at aku baru pulang sekolah, hawa terasa amat panas dan menyiksa..apalagi dengan dandananku yang serba tertutup, aku tak bebas bergerak dan rasanya makin tak nyaman saja, begitu sampai rumah aku langsung mencari Mama dan menanyakan perihal hijab "Ma kenapa c Mama suruh Ririn pakai hijab kalau keluar rumah..?padahal kebanyakan orang juga tidak memakainya..teman-teman Ririn disekolah juga banyak yang tidak memakainya, tahu ga Ma..Ririn kesiksa sekali bila udara panas seperti ini dalam balutan hijab"

"Wanita yang Diennya Islam setelah baligh harus memakai hijab agar mudah dikenali dan dibedakan dari wanita kebanyakan, hijab adalah syari'at Islam yang telah ditentukan oleh Alloh, jadi kita sebagai umat yang mengaku ber Dien Islam harus ikhlas menjalankan perintah Alloh termasuk memakai hijab, berhijab hukumnya adalah wajib..bila dilanggar akan mendapat dosa, dengan berhijab kita akan merasa lebih aman" Mama menjelaskan

Ya begitulah cara Mama menjelaskan bila aku bertanya mengapa aku harus berpakaian berbeda dari mereka teman-temanku, pada keesokan harinya aku ingin mencoba menanggalkan hijab yang telah sejak aku umur 9tahun menempel dan menutupi rambutku yang indah dan agak bergelombang, selama ini tak pernah ada orang yang tahu bagaimana rambutku kecuali Mama dan Papaku, aku ingin membuktikan kata-kata Mama, lebih aman mana berhijab atau tak berhijab

Sa'at aku melihat sekeliling aman, Mama sudah pergi kepasar dan Papa telah berangkat bekerja, kebetulan pagi itu aku libur..secepat kilat aku mandi dan berdandan secantik mungkin, pakai kaos lengan pendek warna putih yang super ketat hingga menonjolkan lekuk tubuhku yang sedang berkembang, dan memakai celana pendek warna cream setinggi 10cm diatas lutut, sekilas aku berkaca dan memuji sendiri menampilanku, dengan TB 160cm BB 50kg, aku kelihatan begitu sempurna ditambah kulit putih nan mulus

Denagn percaya diri penuh aku keluar rumah untuk menjumpai teman-temanku, sa'at mereka melihatku tak ayal mereka semua memuji bodyku, akhirnya kita ber 4 jalan bersama, tujuan kita adalah Mall yang ada dikotaku, dijalan kita ber 4 bercanda dengan riangnya hingga tak sadar bila langkah kami diikuti beberapa laki-laki, nah setelah sampai di Mall inilah laki-laki yang mengikuti kami ini beraksi..mungkin dikiranya kami cewek-cewek genit yang membutuhkan belaian, karena dilihat dari cara berpakaian

Pertama mereka menegur baik-baik..namun sa'at kami tak menghiraukan mereka, tangan mereka semakin usil..hingga puncaknya aku tak terima karena mereka dengan sengaja memegang pantatku dari belakang "kurang ajar..emangnya kamu kira aku wanita murahan apa..?hingga kamu berani-berani memegangku..?" aku bukan wanita murahan seperti apa yang ada dibenakmu" teriakku hingga semua orang menoleh padaku

"Kalau memang bukan wanita murahan..mengapa pula engkau pamerkan bodymu kepada khalayak rame..?kalau memang bukan murahan kenapa tidak ditutup...dengan kamu tidak menutupnya itulah hingga kami berani mengambil kesimpulan bahwa kalian wanita yang bisa dinikmati tanpa ikatan" teriak laki-laki itu tak kalah sengit

Aku maju dan ingin menamparnya..tapi tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara yang aku kenal "Ririn kenapa kamu disini..?apa yang kamu lakukan ditempat seperti ini..?kenapa dengan pakaianmu..?kamu kemanakan jilbabmu..?apa yang terjadi dengan dirimu dan laki-laki ini..?ayo pulang.." ajaknya

"Tidak aku tak mahu pulang sebelum memberi pelajaran pada mereka" sambil jariku menunjuk kepada beberapa laki-laki yang tak jauh dariku "ok kalau begitu mari selesaikan di balai desa saja, agar masalah ini diselesaikan langsung oleh kepala desa kita yang arif" kata temanku..akupun menyetujuinya dan semua berjalan kebalai desa (kepala desa dikotaku adalah seorang yang arif dan bijaksana dan amat sayang pada semua warganya tanpa pilih kasih)

Tak lama menunggu bapak kepala desa yang dinantipun hadir, beliau kaget sa'at melihatku dengan pakaian yang serba minim, beliau hanya berkata "kesalahan besar ada dipihakmu"sambil menudingku dan melemparkan dua potong kain kearahku, tanpa penjelasan selanjutnya aku paham kini apa maksud beliau, segera kuambil dua potong kain itu dan aku kenakan sebagai penutup auratku, dengan amat malu dan menyesal aku berjalan pulang, sampai dirumah Ayah telah menantiku dengan ikat pinggang dan siap mengajarku hingga kedua pahaku memar dan biru-biru

Setelah kejadian itu aku malu sekali..hingga aku berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatan yang memalukan untuk diriku sendiri, kaluarga dan Agamaku..dengan keihlasan kini hijab bukan penghalang bagiku, dengan berhijab aku merasa aman dan lebih dihormati dan dihargai sebagai seorang perempuan, tak ada kendala lagi sa'at musim panas datang..karena hijab ternyata bisa melindungi kulit dari terik matahari, kini bagiku tak ada alasan lagi untuk tidak memakai hijab..semoga aku bisa istiqomah dengan hijabku..amin
(ternyata benar apa kata Mama)

No comments: