Home| Cerpen| Puisi| Ocehan| Lomba| Renungan

Thursday, February 11, 2010

Semalam Dalam penjelajahan

Aku melangkah di dalam keremangan cahaya bulan yang bersinar terang..didepan sana tak jauh dari tempatku aku melihat seorang kakek duduk dibawah pohon yang rindang sambil memandang rembulan yang bersinar sempurna, aku hampiri kakek itu siapa tahu kakek itu membutuhkan pertolonganku, sambil membungkuk hormat aku mengucap salam "Assalamualaikum" "Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuhu" jawab kakek dengan sopan dan berwibawa

"Kek..apakah kakek salah jalan untuk sampai dirumah..?apakah kakek membutuhkan bantuan untuk mengantar kakek..?" tanyaku dengan sangat berhati-hati
"oh tidak cucuku..kakek tidak salah jalan, dan kakek sudah bener dalam berjalan..trimakasih cucu" jawab kakek dengan mengulum senyum yang penuh tanda tanya
"memangnya dimana rumah kakek..kok kakek disini seorang diri..?tapi aneh kakek bilang ga kesasar dan ga butuh bantuan"timpalku
"dimana kaki kakek berpijak disitulah rumah kakek cucuku..dan sekarang kakek berpijak disini maka disini pula rumah kakek" jawabnya lagi

"kalau begitu dimana barang-barang kakek kalau memang ini merupakan rumah kakek..?"tanyaku penuh selidik
"barang seperti apa yang kau maksud cucuku..bila barang-barang mahal dan untuk keperluan dunia, kakek akui kakek tidak punya semua itu yang kakek punya hanya ini" jawab kakek sambil menunjukkan dibelakangnya ada sedikit garam dalam plastik, ada roti kering dan ada sebotol air putih "cukup bagi kakek semua ini dan yang terpenting adalah ini" sambung kakek sambil menunjukkan padaku mushaf Al-Qur'an dalam pelukannya

Sejenak aku berdiam diri, ternyata yang ada dihadapanku adalah seorang kakek yang sholeh dan mempunyai banyak pengetahuan tentang ilmu agama..kesempatan bagiku untuk menanyakan hal-hal yang tidak aku ketahui..setelah berpikir sejenak akupun melanjutkan pertanyaanku "kek..memangnya keluarga kakek tidak mencari kakek..?atau dimanakah keluarga kakek sa'at ini hingga kakek seorang diri ditempat ini..?

"Muslimin dan muslimat diseluruh dunia ini adalah keluarga kakek yang sa'at ini ada yang lagi tadabur Al-Qur'an di masjid-masjid dan surau-surau, ada pula yang sedang mengkais rezki untuk anak dan istri yang menanti dirumah" jawab kakek dengan tenang

"Kakek bukan itu maksudku..maksudku istri kakek dan putra-putri kakek begitu kek" sambungku
"Alloh lebih menyayangi mereka ketimbang kakek..maka dari itu Alloh telah mengambil mereka dari sisi kakek dan sa'at ini mereka (istri dan anak-anak kakek) berada dalam tempat yang damai sesuai dengan amal dan ibadahnya" jawab kakek sambil matanya menerawang jauh kedepan..kutunggu dengan harapan kakek akan meneruskan cerita tentang keluarganya, namun lama kutunggu kakek tetap diam hingga akhirnya akupun bertanya "oh..jadi begitu hingga kakek sudah tidak punya tujuan dalam hidup dan akhirnya memilih tempat tinggal disini..?"

"Siapa bilang kakek tidak punya tujuan cucuku..? hidup tanpa tujuan adalah hidup tanpa arah dan kemauan yang akan membuat hidup ini terombang-ambing dalam hal yang tidak menentu..hingga akhirnya hidup akan selalu dirundung masalah, hidup harus punya tujuan yang hendak dicapai dengan semangat membara..dan kakek punya tujuan itu, akhirat adalah tujuan kakek dan dunia adalah ladang untuk menanam amal yang hasilnya bisa kita petik diakhirat kelak..maka dari itu cucuku janganlah kau sia-siakan hidupmu"

Aku manggut-manggut tanda mengerti apa yang dijelaskan oleh kakek itu, sebelum aku membuka pertanyaan lagi..karena masih banyak yang ingin aku tanyakan pada kakek..tapi si kakek keburu pamit "sebaiknya segera kamu pergi dari sini hari telah malam dan sudah sa'atnya untuk kakek tidur..pergilah cucuku, tentukan arah dan tujuan hidupmu"

Belum kujawab kakek itu dengan secepat kilat memanjat pohon dan sekarang sudah berada ditempat peristirahatannya sambil tetap masih memandangiku "kek..bolehkah saya menyusul kakek disana..karena ada banyak hal yang ingin aku tanyakan pada kakek..setelah aku dapatkan jawaban dari kakek aku berjanji akan segera pergi dari sini" pintaku dengan sedikit memelas

"Belum sa'atnya kamu naik kesini cucuku..karena untuk naik kesini dibutuhkan kunci, dan kunci itu tak cukup hanya dengan dihapal tapi yang lebih perlu lagi kunci itu harus diamalkan" jawab si kakek

"Baiklah kek...beri tahu kuncinya untukku dan aku akan mengamalkannya..insya Alloh" harapku "baik..akan kakek kasih tahu kuncinya dan akan kakek tulis diselembar kertas ini, setelah kertas ini ada ditanganmu..jangan coba-coba untuk naik kesini..tapi pergilah dari sini renungkan isi kertas itu dan amalkan dalam kehidupanmu, apakah kamu siap..?tanya si kakek dengan suara gemetar..akupun menyanggupinya dengan ucapan "insya Alloh kek"

Kulihat sekilas kakek menulis dilembaran kertas..dan kertas itu dilipatnya sedemikian rupa hingga akhirnya dilemparkannya padaku yang masih menanti dibawah, dengan tangan gemetar kuambil kertas itu kubuka dengan pelan-pelan dan kubaca begini isinya:

~Berpikirlah menggunakan akal
~Bertindaklah menggunakan hati
~Bekerjalah menggunakan kemampuan
~Berjalanlah dengan tujuan dan
~Beribadahlah dengan keikhlasan
(dan inti dari semua itu hanya satu..yaitu: Keikhlasan)

Setelah kubaca dengan tuntas pesan kakek itu..aku melipatnya dan memasukkan disaku bajuku, dan ternyata aku tidak langsung pulang seperti perintahnya..namun aku hendak memanjat pohon yang ada didepanku..baru sampai dicabang yang terpendek..gedebuk aku jatuh, kubuka mata dan ternyata ahh..aku mimpi dan terjatuh dari tempat tidur, kepalaku benjol karena bersinggungan dengan lantai

No comments: