Home| Cerpen| Puisi| Ocehan| Lomba| Renungan

Thursday, February 11, 2010

Cin2 yang aku Punya

Aku tahu kau ingin berbagi kebahagiaan padaku, karena diantara kita telah lama bersahabat dan terbuka tentang apapun tak ada yang tertutupi..aku sahabatmu dan engkau sahabatku, kita pernah saling berjanji untuk setia selalu, berikrar akan terus bersahabat sampai kapanpun, dan sampai sa'at ini ikrar kita terbukti bahwa kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga, dan deritamu sebagian termasuk deritaku juga, dan engkaupun mengatakan hal sama padaku, bahagiaku adalah bahagiamu..dan dukaku adalah dukamu juga

Sekarang ini kebahagiaan sedang berpihak padamu, engkau telah menikah beberapa waktu yang lalu..dengan seseorang yang mencintaimu dan yang kau cintai pula, sa'at bahagia menyapamu derita menyapaku..seseorang yang telah punya tempat dihatiku yang sama-sama telah kita kenal, dan kenalnya hampir bersamaan dengan dia yang sekarang jadi suamimu, dia yang aku kenal tak menjadikanku sepertimu, tapi dia dengan tega meninggalkanku tanpa kabar dan berita sampai sa'at ini, waktu aku ceritakan padamu tentang kisahku engkaupun menangis bersamaku

Sahabatku tiga hari sudah engkau menceritakan bahagiamu padaku, aku antusias mendengarkan serunya walimahanmu dengan suamimu dan kisah lucu-lucu nan romantis yang telah kau alami bersama suamimu, aku tak pernah bosan mendengarkan ceritamu..engkau menunjukkan cicin yang melingkar dijari manismu aku memujinya karena memang cantik adanya, aku menyayangimu sahabatku..namun mengertikah kau tentang perasaanku bila bahagaimu itu kau ceritakan terus menerus padaku sahabatku..?

Puncaknya adalah hari ini, hari ini kita bertemu dan engkaupun menceritakan tentang bahagiamu padaku, aku mendengarkan dengan penuh seksama karena aku tak ingin kau membaca pikiranku dan menilaiku tak lagi sebaik dulu, aku tetap menjadi pendengar yang setia untukmu, namun tiba-tiba engkau melepas cicin yang telah melingkar dijari manismu engkau raih tanganku dan engkau susupkan cicin itu dijari manisku, aku ingin menolak hal itu lagi-lagi aku takut engkau sakit hati padaku, aku menghormati tingkahmu dan memberikan jari manisku

Setelah cicinmu berpindah dijari manisku engkaupun berkata "bagus bukan..?cantik sekali bila dijari manismu ada cicin seperti ini, nanti bila kamu menikah pilihlah model cicin yang seperti ini ya, biar kita kembaran..kita kan sahabat"

"Iya cantik sekali begitu indah cicin ini..baiklah nanti bila aku menikah akan aku cari model yang sama seperti yang kau punya, insya Alloh" jawabku sambil menyunggingkan senyum..entah senyum apa yang terukir dibibirku aku sendiri tidak tahu

Sahabat..setelah aku melepas cicin itu kembali dari jari manisku dan engkau mohon pamit, aku tak kuasa untuk tidak menangis..aku menangis dibelakangmu sahabat..maafkan aku, aku tidak kuat lagi untuk membendung rasa yang bergejolak dihati, entah rasa apa itu..maafkan aku yang tak dapat untuk berkata jujur padamu bahwa perasaanku terluka bila engkau menceritakan terus menerus tentang bahagiamu, mungkin akan lain ceritanya bila aku juga merasakan bahagia sepertimu..

Hanya edisi curhat tanpa makna..

No comments: