Home| Cerpen| Puisi| Ocehan| Lomba| Renungan

Thursday, February 11, 2010

Muara Akhir Airmata

Gadis itu bernama Syarina..gadis manis sebagai kembang desa..akhlaknya dan budi pekertinya begitu halus, dan senyumnya selalu mengembang di bibirnya yang merah walau tanpa polesan liptik..pakaiannya tertutup rapi dengan hijab yang disetrika rapi..menunjukkan jati diri muslimah sejati..pemuda manapun bila melihatnya ingin segera menyuntingnya, dan menjadikan Syarina permaisuri satu-satunya

pada suatu hari tanpa diketahui oleh Syarina, ada orang tua yang datang pada orang tuanya dengan maksud untuk meminang Syarina sebagai menantu dan istri dari anak satu-satunya..mulailah nasib masa depan seorang gadis muda dengan prestasi yang membanggakan disekolah dan dengan seribu kelebihan yang dimilikinya kini berada ditangan ayahnya

malam itu secara tak sengaja Syarina mendengar pembicaraan antar orang tua diruang tamu rumah Ayahnya "Syarina masih ingin melanjutkan studynya..dia ingin melanjutkan hingga kebangku kuliah, dan kami orang tuanya hanya dapat mendukungnya untuk sekolah setinggi-tiingginya, karena zaman sekarang wanita tak dilarang untuk sekolah seperti zaman dulu" kata Ibu Syarina yang langsung dipotong Ayahnya "tidak ma Syarina sudah cukup dalam pendidikan..kita harus menikahkannya bila tidak mau terjadi fitnah karena Syarina telah benar-benar dewasa, dan kali ini yang meminang Syarina bukanlah orang lain ma..kita sudah mengenal keluarganya seperti keluarga sendiri..jadi perlu pertimbangan apa lagi ma..?" "tapi..pa?" kata Mama Syarina belum begitu puas

"Sudahlah ma..tidak ada tapi-tapian..Syarina harus menikah, anakmu itu sudah besar Ma" celetuk Ayah Syarina tanpa memberi waktu untuk Mamanya mengeluarkan pendapat, setelah mendengar perbincangan antar orang tua itu Syarina hanya dapat menangis..meratapi dan membayangkan nasibnya setelah ia dipinang oleh laki-laki yang belum dikenal sebelumnya, Syarina begitu takut, dan tiak tahu apa yang harus dilakukannya

esoknya sa'at pagi tiba..Ayahnya mendekatinya dengan muka bahagia dan sumringah, Syarina tahu apa yang hendak dikatakan Ayahnya..dan sa'at dia menatap dikedua bola mata Ayahnya dia tak sanggup untuk membuat wajah yang amat disayanginya itu kembali redup, itu artinya bila Syarina menolak lamaran laki-laki ini tentu wajah Ayahnya akan bermuram durja, maka dari itu sa'at Syarina ditawari tentang lamaran yang semalam diterima Ayahnya, Syarinapun hanya dapat diam saja tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya

"ketahuilah nduk..dia itu anak seorang kyai terkenal, yang kiprahnya dalam memajukan pondok pesantren tak perlu diragukan lagi..dan dia merupakan anak satu-satunya, yang tentu saja akan mewarisi segala apa yang ada didiri bapaknya..nasab keluarganya tak perlu diragukan lagi, jadi apa yang membuatmu menolak lamaran ini..? maka Ayah berinisiatif untuk menikahkanmu dengan laki-laki itu nduk, Ayah mohon jangan kecewakan Ayahmu yang sudah sepuh ini"

setelah berkata begitu Ayahnyapun berlalu dari hadapan Syarina..sekarang yang dapat dilakukan Syarina hanya berdoa..semoga calon suaminya itu benar-benar orang baik dan Ayahnya tak salah pilih, dengan berpositif thinking Syarina memandang bebannya dengan lebih ringan

tak menunggu waktu lama pernikahan dengan pesta meriahpun terlaksana..semua orang tersenyum, semua orang bergembira kecuali Syarina..dia begitu takut sa'at melihat pengantin prianya, badannya tinggi besar dan kulitnya hitam..terus yang tidak disukai oleh Syairina adalah tatapan calon suaminya itu seakan-akan Syarina adalah daging yang enak hingga mau di makan mentah-mentah, ditambah lagi senyumnya yang dalam pandangan Syarina adalah seringai jahat yang telah mendapatkan musuhnya

Syarina menguatkan hati sekuat-kuatnya agar airmatanya tak jatuh dan menetes, barulah sa'at sungkeman dipangkuan Ibunya Syarina menangis sejadi-jadinya, Ibunya pun mahfum bahwa anak gadisnya telah mencium gelagat tidak baik dari suaminya..sebagai seorang Ibu tentu sangat peka terhadap apa yang dirasakan anak gadisnya..namun semua sudah terlambat, Ibunya tidak bisa berbuat banyak selain memberi wejangan-wejangan sebagai orang tua

Setelah acara waliamhan selesai kini sa'atnya Syarina diboyong kekediaman sang suami, sampai dirumah suaminya Syarina dihujani dengan kado-kado indah dari sanak saudara suaminya..namun bukan bahagia yang Syarina rasa..justru Syarina merasakan begitu hampa, setelah tengah malam mereka semuapun pada pamit..dan kini sa'atnya Syarina berdua bersama suaminya yang hanya dikenal satu jam sebelum pernikahan..

rasa takut begitu menghantuinya..dan sa'at suaminya mulai dengan cumbuan sebagai seorang pengantin, rasa takut Syarina semakin bertambah..hingga badannya menggigil dingin dan tangis tak dapat disembunyikan lagi, namun suaminya tidak mau perduli sebelum hasrat nafsunya yang tanpa dimulai doa belum terpenuhi..suaminya terus mencumbunya dengan paksa..hingga akhirnya Syarina berteriak sekerasnya sa'at dirasakan ada benda asing yang mengobrak-abrik daerah terprivatnya dan Syarinapun merasakan sakit yang teramat sangat

Setelah menuntaskan hasratnya suaminypun mendengkur..tanpa mau tahu derita yang dialami Syarina..ini membuat Syarina semakin membencinya, dan pagi harinya sa'at Ibu mertuanya masuk kamar mendapatkan Syarina masih berbaring dengan muka pucat dan napas yang tersengal-sengal, sedangkan suaminya telah pergi entah kemana..demi melihat keadaan yang memprihatinkan ini Ibu mertuanya berinisiatif memanggil seorang dokter langganan, dan setelah Syarina diperiksa ,dokter bilang Syarina shok dan harus istirahat total selama 7hari tanpa melakukan aktivitas apapun selain makan mandi dan kebutuhan-kebutuhan ringan saja

namun malam berikutnya..suaminyapun tak tahan dan Syarinapun dipaksa kembali untuk melayani napsu bejad dari suaminya, tanpa daya dan takut berdosa bila menolak..Syarinapun hanya bisa diam dan menangis, besok malamnyapun begitu kembali terus menerus selalu begitu..hingga Syarina sudah tak kuat lagi menanggung sakit yang teramat sangat, tiada siang tiada malam..kalau napsu suaminya memuncak diapun jadi budak napsu suaminya..hingga suatu hari suaminya bertanya "hai Syarina mengapa kau selalu kesakitan..mengapa tak kau nikmati saja, bila kau dapat menikmatinya maka kau akan terbayang melayang-layang diawan..kau akan menikmati kehindahan diatas keindahan"

"mana bisa aku menikmati hubungan ini bila kau selalu tak berperasaan dalam menggauiliku, kau gauli aku tanpa doa..kadang dengan mulut kotor, dan pernah juga dengan tangan kotor..kau mencengkramku seperti hendak membunuhku, kau bagiku seperti laki-laki yang tidak waras..yang sukanya hanya menyiksa wanita demi untuk kepentinganmu sendiri" sahut Syarina mulai berani

"Heh Syarina..tutup mulutmu yang asal jeplak itu, seharusnya kau berterima kasih padaku karena aku telah memberimu harta yang melimpah dan Ayah Bundamu juga kecukupan sekarang, bila kau tak mendapatkan kepuasan sa'at hubungan denganku namun kau bisa mendapat kepuasan serta kebahagian dalam bentuk lain, kau bisa belanja apa saja yang kau ingin..kau bisa mengirimi uang banyak untuk keluargamu" pernyataan dari suaminya membuat Syarina bagai ditusuk seribu belati tepat dijantungnya

"baik..aku akan menutup mulutku, namun perlu kau ketahui, aku bukanlah barang dagangan yang bisa dibarter..dan bukan pula budak napsu dari orang yang berstempel suami, wajib juga kau ingat..kebahagiaanku ada didalam hatiku..tak bisa dibeli oleh siapaun dan tak bisa dirampok oleh siapapun, bahagiaku adalah milikku..dan bukan milik siapa-siapa termasuk kamu dan tak lama lagi aku akan menemukan bahagiaku itu, dan kau akan menemukan derita diatas derita yang tak pernah kau sangka sebelumnya,bila kau ingin dinaungi kebahagiaan, maka segeralah bertaubat, apakah dengan kehidupanmu yang seperti ini kau kira kau telah mendapatkan kebahagiaan? apakah kau bahagia? Syarina menyerang suaminya dengan pertanyaan yang tak kalah pedas

kali ini suaminya tak berkutik, dengan membanting pintu..suaminyapun keluar..dan besok malamnya Syarina masih diperlakukan dengan cara yang sama, hingga tanpa tanpa disadari oleh suaminya..Syarina mengalami pendarahan yang begitu hebat, darah keluar banyak sekali hingga membuat Syarina jadi lemes dan tak mampu berbuat apa-apa..muka pucat seputih kapas, namun dia masih sanggup berkata sepatah kata kepada suami "bahagiaku telah diambang pintu..selamat tinggal derita, dan selamat datang bahagia" setelah berucap begitu Syarinapun tak sadarkan diri..dengan pontang-panting suaminya menghubungi keluarga dan dengan segera membawa Syarina kerumah sakit, namun ditengah jalan Syarina menghembuskan napas terakhirnya dengan muka tersenyum dan damai

pada akhir cerita..akhirnya suaminya Syarinapun bertaubat dan sering dateng kemakam Syarina karena baginya Syarinalah yang telah menyadarkannya dari perbuatan dosa yang berkepanjangan, maka dari itu dengan cara mendatangi makamnya dan selalu mendoakan Syarina inilah ungkapan trimakasih sekaligus ungkapan maaf darinya pada Syarina

No comments: